Powered By Blogger

Rabu, 06 Oktober 2010

ANALISIS KURIKULUM KBK BAHASA ARAB MADRASAH TSANAWIYAH.

BAB I
PENDAHULUAN

Kita mengetahui bahwa filsafat merupakan induk segala ilmu yang mencakup ilmu-ilmu khusus. Tetapi dalam perkembangannya ilmu-ilmu khusus itu satu demi satu memisahkan dari induknya yakni filsafat.
Mengenai tujuan filsafat, bahwa dengan mengetahui tujuan sesuatu yang tidak hanya dari segi yang lahiri tetapi juga yang hakiki, akan memperluar cakrawala pandang kita tentang sesuatu itu. Dengan itu kita dapat menempatkan diri kita di tengah-tengah keberdaan lain secara tepat. Sebab keberdaan kita sebagai manusia tidaklah keberadaan yang pasif. Kita harus tanggap menanggapi dengan apa yang berada di sekeliling kita. Pendeknya denganfilsafat kita menjadi tahu tentang diri kita sendiri dan tahu tentang diri yang lain yaitu alam sekitar dan Tuhan , dengan itu kita dapat menyesuaikan hidup kita dengan cara yang tepat.
Dalam makalah sederhana ini akan penulis sajikan tentang filsafat Patristik yang didalamnya ada beberapa tokoh, dan kami bahas dalam bab II ini.










BAB II
FILSAFAT PATRISTIK

Istilah Patristik berasal dari bahasa latin Pater yang berarti bapak. Adapun yang dimaksud bapak disini adalah para pemimpin Gereja. Biasanya para pemimpin gereja diambilkan dari golongan atas atau ahli pikir.
Ketika peradaban Yunani sudah tersebar dikalangan mereka, para ahli pikir dari Pemimpin gereja berbeda pendapat mengenai perlu tidaknya filsafat Yunani digunakan oleh kalangan pemimpin Gereja.
Waktu itu para pemimpin gereja sangat mewarnai corak kehidupan masyarakat. Karena merekalah yang dapat mengeluarkan peraturan-peraturan gereja sebagai pengamalan terhadap ajaran-ajaran Tuhan.
Perbedaan ahli pikir dalam menghadapi masalah perlu tidaknya filsafat Yunani digunakan oleh para pemimpin gereja untuk ikut mewarnai peraturan-peraturn atau kebijaksanaan yang mereka keluarkan, memunculkan dua pendapat yang berbeda.
Pertama ; segolongan orang yang menolak filsafat Yunani dengan alasan karena : beranggapan bahwa sudah mempunyai sumber kebenaran yaitu firman Tuhan, dan tidak dibenarkan apabila mencari sumber kebenaran yaitu Firman Tuhan, dan tidak dibenarkan apabila mencari sumber kebenaran lain yang seperti dari filsafat Yunani.
Kedua; segolongan orang yang menerima filsafat Yunani sebagai kebijaksanaan yang dapat di ambil. Adaun mereka kemukakan ialah bahwa walaupun telah ada sumber kebenaran yaitu Firman Tuhan, tetapi tidak ada jeleknya menggunakan filsafat Yunani hanya diambil metodanya saja(tata cara berfikir). Juga, walaupun filsafat Yunani sebagai kebenaran manusia, akan tetapi manusia juga sebagai ciptaan Tuhan. Jadi, memakai/menerima filsafat Yunani diperbolehkan selama dalam hal-hal tertentu tidak bertentangan dengan agama.
Perbedaan pendapat tersebut berkelanjutan, sehingga orang-orang yang memoriam filsafat Yunani menuduh bahwa (orang-orang Kristen yang menolak filsafat Yunani ) itu munafik. Kemudian, orang-orang yang dituduh munafik tersebut menyangkal bahwa tuduhan tersebut dianggap fitnah. Dan pembelaan diri orang-orang yang menolak filsafat Yunani mengatakan bahwa dirinyalah yang benar-benar hidup sejalan dengan Tuhan.
Kemudian muncullah upaya-upaya untuk membela agama Kristen, yaitu para apologis (pembela imam Kristen) dengan kesadarannya membela iman Kristen dari serangan filsafat Yunani. Para pembela iman Kristen tersebut adalah Justinus Martir, Irenaeus, Klemens, Origenes, Gregorius Nissa, Tertullianus, Diosios Arepagos, Aurelius Augustinus. Filsafat Yunani memang belum mencapai kebenaran sepenuhnya, tetapi juga tidak keliru seluruhnya. Mungkin wahyu dapat memberikan kebenaran yang lebih lengkap namun tidak usah akal budi berlindung kepada wahyu.

1. Justinus Martir
Orang-orang apologis dari kalangan ahli pikir menggunakan filsafat Yunani untuk membela injil. Demikain juga yang dilakukan oleh Justinus Martir.
Nama aslinya ialah Justinus, kemudian nama Martir diambil dari istilah orang-orang yang rela mati hanya untuk kepercayaannya. Ia berpendapat bahw filsafat yang digabung dengan idea-idea keagamaan akan menguntungkan, esensi dari pengetahuan ialah pemahaman Tentang Tuhan. Semakin banyak kita memikirkan kesempurnaa Tuhan, akan semakin bertambah kemampuan inteleknya. Supremasi Kristus tercapai karena ia telah mencapai kebenarannya yang utuh.
Lebih lanjut ia menyatakan bahwa agama Kristen bukan agama baru, karena Kristen lebih tua dari filsafat Yunani , dan Nabi Musa dianggap sebagai awal kedatangan Kristen. Padahal Nabi Musa hidupnya sebelum Socrates dan Plato, Socrates dan Plato sendiri sebenarnya telah menurunkan hikmahnya dengan memakai hikmah Nabi Musa. Selanjutnya dikatakan bahwa filsafat Yunani itu mengambil dari kitab Yahudi. Pandangan ini didasarkan bahwa kristus adalah logos . dalam mengembangkan aspek logosnya ini orang-orang Yunani (Socrates Plato dan lain-lain) kurang memahami apa yang terkandung dan memancar dari logosnya, yaitu pencerahan. Sehingga orang-orang Yunani dapat dikatakan menyimpang dari ajaran murni.
Mengapa mereka menyimpang? karena orang-orang yunani terpengaruh oleh demon dan setan. Demon atau setan tersebut dapat mengubah pengetahuan yang benar kemudian dipalsukan. Jadi, agama Kristen lebih bermutu di banding dengan filsafat Yunani .

2. Klemens(150-215 M)
Klemens lahir pada tahun 150 di Alexander dan meninggal pada tahun 215. menurut pendapatnya bahwa memahami Tuhan bukanlah dengan keyakinan irasional, melainkan melalui disiplin pemikiran rasional. Filsafat merupakan persiapan yang amat baik dalam rangka mengenal Tuhan.
Menurut Klemens, Tuhan itu diluar kategori ruang dan waktu, jadi Tuhan itu transndens. Pengetahuan yang bagaimana pun tingginya tentang Tuhan dan sifatNya, bukan esensi-Nya, bukan hakikat Zat-Nya. Bahkan pengetahuan manusia tentang sifat Tuhan itupun bukanlah pengetahuan yang tuntas sebab semua sifat Tuhan juga esensial. Karena itu Klemens mengajarkan bahwa pengetahuan tentang Tuhan haruslah dicapai melalui logos, bukan akal rasional. Selanjutnya ia menyatakan bahwa hubungan manusia dengan Tuhan dicapai melalui logos itu. Melalui logos Tuhan memperlihatkan kuasa Nya, melalui logos pula Tuhan mencipta alam semesta, dan melalui logos juga manusia dapat mengenal Tuhan , logos digunakan oleh Klemens sebagai jembatan antara dunia spiritual dan dunia material.
Dengan demikian ia menghendaki memberi batasan terhadap ajaran Kristen untuk mempertahankan diri dari otoritas filsafat Yunani . karena filsafat Yunani bagi orang Kristen menurutnya dapat dipakai untuk membela iman Kristen dan memikirkan secara mendalam.

3. Origenes(185-254 M)
Origenes lahir pada tahun 185 M dan meninggal tahun 254 M. ia belajar pada beberapa guru dan sebagai guru yang terkenal ialah Klemens. Ia berusaha mempertahankan interpretasi kiasan tentang Bibel, yang secara rasional seperti berlawanan dengan keimanan. Tuhan menurut Origenes adalah transsendens ialah suatu konsep yang menjelaskan bahwa Tuhan berada diluar alam, tidak dapat dijangkau oleh akal rasional. Lawannya ialah konsep imanen yang berarti Tuhan itu di dalam alam. Karena Tuhan transendens itulah maka menurut Origenes kita tidak mungkin mampu mengetahui esensi Tuhan. Kita dapat mengkaji Tuhan melalui karya-Nya.
Menurut Origenes, alam semesta ini abadi. Menurut injil, alam semesta ini diciptakan dan akan hancur. Argument yang diajukan oleh Origenes cukup menarik. Bila alam semesta ini tidak abadi, maka akan ada suatu Perbedaan antara potensialitas dan aktualitas. Bila dibayangkan ada masa tidak ada alam semesta, berarti alam semesta pernah ada pada masa atau keadaan potensialitas. Setelah Tuhan menciptakan alam semesta, maka alam semesta itu menjadi actual. Ini berarti bahwa sifat Tuhan yang tadinya potensialitas mencipta berubah menjadi aktualitas terciptanya alam semesta. Kesimpulannya tentu saja Tuhan mengalami perubahan sifat. Ini tidak munkin menurut Origenes. Argument Origenes ini dapat dipahami bila kita menyangka bahwa cara kerja Tuhan sama dengan cara kerja manusia. Sayangnya tidak ditemukan uraian Origenes tentang cara kerja Tuhan. Argumennya yang dipakainya juga untuk memahami jiwa, ia menolak pendapat plato yang mengatakan adanya jiwa pada tahap pra ekstensi. Ila kita samakan pra eksistensinya Plato dengan potensialitas Aristoteles, maka kesimpulan kita ialah Origenes menolak potensialitas Aristoteles. Dan memang demikian pendapat Origenes. Konsekwensinya tentu saja univers ini abadi.
Adapun pendapat Origenes mengenai etika bahwa dunia ini merupakan pertarungan antara kekuatan baik dan kekuatan jahat, kehidupan manusia adalah medan laga tidak henti-hentinya.dalam pergulatan itu, untuk keselamatannya manusia dibantu oleh malaikat baik sementara malaikat jahat dan setan mencoba mengajak manusia ke gang-gang sempit yang gelap. Penyelamatan terakhir diperoleh setelah manusia bersatu denga Tuhan. Lanjutan teori ini cukup menarik sekalipun sulit dipahami. Menurut pendapatnya, kejahatan memang diperlukan oleh Tuhan untuk menunjukkan kepada manusia mana yang baik dan mana yang buruk, jadi menyempurnakan alam pendapat ini kata Origenes, tidak boleh disalah gunakan. Misalnya seseorang dengan sengaja melakukan kejahatan dengan alasan untuk menyempurnakan dunia. Pendapatnya yang lain yang berhubungan dengan ini ialah bahwa manusia mempunyai kebebasan memilih perbuatannya, memilih yang baik atau melakukan yang buruk. Konsekwensi pendapatnya ini ialah bahwa api neraka itu adalah pendisiplin dan api neraka itu tidak kekal.

4. Tertullianus (160-230)
Tertullianus lahir pada tahun 160 M dan meninggal tahun 222 M. ia dilahirkan bukan dari keluarga Kristen, namu setelah ia melaksanakan pertobatan ia menjadi pembela Kristen yang gigih.
Tertullianus terkenal sebagai pembela kristen yang fanatic, ia menolak kehadiran filsafat Yunani, karena filsafat di anggap sesuatu yang tidak perlu. Dia berpendapat, bahwa wahyu Tuhan sudah lah cukup, dan tidak ada hubungan antara teologi dengan filsafat, tidak ada hubungan antara Yerussalem (pusat agama) dengan Yunani (pusat Filsafat), tidak ada hubungan antara gereja dengan akademi, tidak ada hubungan antara Kristen dengan penemuan baru.
Selanjutnya ia mengatakan, bahwa dibanding dengan cahaya Kristen, maka segala yang dikatakan oleh para filosuf Yunani dianggap tidak penting. Karena apa yang dikatakan oleh para filosuf Yunani tentang kebenaran pada hakikatnya sebagai kutipan dari kitab suci. Akan tetapi karena kebodohan para filosuf, kebenaran kitab suci tersebut dipalsukan.
Akan tetapi lama-kelamaan, Tertullianus akhirnya menerima juga filsafat Yunani sebagai cara berfikir yang rasional. Alasannya, bagaimanapun juga berfikir filsafat yang diharapkan tidak dibakukan. Saat itu filsafat hanya mengajarkan pemikiran-pemikiran ahli pikir Yunani saja. Sehingga, akhirnya Tertullianus melihat filsafat hanya dimensi praktisnya saja, dan ia menerima filsafat sebagai cara atau metode berfikir untuk memikirkan kebenaran Tuhan beserta sifat-sifatNya.
Menurutnya bahwa Tuhan adalah pemegang kekuasaan dan peraturan. Kepatuhan kepada Tuhan merupakan kewajiban. Bila menantang Tuhan , kiat akan masuk neraka, dan neraka itu benar-benar ada. Ia juga menantang filsafat Yunani dengan keras; dogma-dogma harus diterima. Bukan berdasarkan pemikiran, melainkan berdasarkan keimanan. Dalam bukunya, Adversus Marcion, ia menjelaskan bahwa Tuhan itu Esa. Kristus lahir sebagai juru selamat. Akan tetapi , didalam bukunya, Adversus Praxean, ia menyatakan bahwa Tuhan mempunyai tiga oknum, yaitu Bapak, Anak, dan Roh Kudus. Inilah untuk pertama kalinya istilah trinitas dipraktekkan. Dalam bukunya De Puditicia , ia menolak pendapat yang mengatakan bahwa uskup dapat mengampuni segala dosa. Ada beberapa dosa yang hanya Tuhan yang dapat mengampuninya, yaitu zina, membunuh, murtad, dan lain-lain.

5. Agustinus (354-430)
Agustinus lahir di Tagasta, Numidia (Algeria) pada tanggal 13 Nopember 354 M dan meninggal tanggal 28 Agustus tahun 430 M. ayahnya adalah seorang pejabat kekaisaran Romawi bernama Patricius dan ibunya bernama monica seorang penganut agama Kristen yang taat. Agustinus juga sering disebut Aurelius Agustinus. Pendidikan yang mula-mula diterimanya ialah dalam bidang gramatika dan arietmatika. Ia sangat benci kepada gurunya yang menggunakan hukuman dalam metode mengajarnya. Bahasa yunani di bencinya sehingga ia tidak mempunyai pengetahuan yang sempurna tentang bahasa itu.
Tatkala umur sebelas tahun, ia dikirm kesekolah Madaurus, sutau tempat orang kafir, atau sebutlah lingkungan kafir. Ingkungan itu telah mempengaruhi perkembangan moral dan agamanya sementara ibuny selalu mendoakan agar anaknya itu menerima ajaran Kristen. Keinginan ibunya ditulis oleh Agustinus dalam bukunya Confessions yang bila diterjemahkan kira-kira berarti pengakuan atau syahadat. Tahun 368-370 M dihabiskan dirumah sebagai penganggur , tatapi suatu bacaan Cicero pada bukunya , Hortensius telah membimbingnya kepada filsafat.
Pada tahun 370 M karena bantuan kawannya, Rumanianus, ia pergi ke Kartago. Disana ia tinggal dengan guru wanita yang melahirkan seorang anak untuknya yang bernama Adeodatus pada tahun 371 M. di sana ia menjadi seorang Manichean yaitu suatu ajaran agama yang mengajarkan bahwa Mani adalah Nabi yang terakhir, benar-benar sebagai juru selamat yang dijanjikan oleh kristus. Pada tahun 373-374 M ia mengajar di Tahasta, dan sembilan tahun berikutnya ia mengajar di Kartago. Kemudian ia pindah ke Roma , dan disana ia mendirikan sekolah retorika, dan ia pun meninggalkan ajaran Mani, lalu menjadi seorang skeptis. Setahun kemudian ia mendirikan sekolah di Milan.
Ada beberapa pengaruh yang diterimanya, diantaranya ialah dari saint Ambrose dari temannya Simplicianus, dan neo-Platonisme. Semuanya menggiringnya untuk menerima gereja Kristen. Tobatlah ia. Pada hari paskah 25 april 378 M ia dan anaknya Adeodatus di baptiskan. Segera setelah itu ia dan keluarganya kebali ke afrika. Di ostia pelabuhan Roma , ibunya meninggal dunia setelah terjadi suatu pembicaraan yang indah dengannya yang direkamnya dalam Confessions.
Setelah ia mengalami konversi, ia mengabdikan seluruh dirinya kepada Tuhan dan melayani pengikut-pengikutnya. Setelah itu ia kembali ke Tagasta pada tahun 388M, ia menjual seluruh warisan, dan uang hasil penjualannya itu diberikan semuanya kepada fakir miskin. Yang tinggal hanyalah sebuah rumah yang diubahnya menjadi sebuah tempat masyarakat biarawan. Ia sebenarnya tidak berminat menjadi pendeta, tetapi pada tahun 391 M ia di tahbiskan menjadi pendeta karena didesak oleh hamper semua orang di tempat tinggalnya dekat kota Hippo(wilayah Al Jazair).
Pada tahun 395-396 ia ditahbiskan lagi menjadi pembantu uskup di Hippo. Hippo adalah sebuah kota yang bependuduk kira-kira tiga puluh ribu orang, tetapi gereja Kristen disana tidaklah kuat karena penduduknya campuran penganut berbagai agama dan berbagai suku. Tahun terakhir kehidupannya adalah tahun-tahun peperangan bagi imperium Romawi. Pada bulan agustus tahun 430 M, Vandal yang menuju ke barat setelah menguasai Kartago, mengepung Hippo. Di tengah-tengah penyerbuan pada tanggal 28 agustus 430, Agustinus meninggal dunia dalam kesucian dan kemiskinan yang memang sudah lama di jalaninya.
Padangan Agustinus tentang Tuhan bahwa : terpisah dari Tuhan ada realitas, karena emosi hanyalah milik Tuhan , jadi hanya Tuhan yang memilikinya. Hakikat yang sebenarnya adalah sebab awal; hanya Tuhan lah yang merupakan awal sebab.
Ia yakin bahwa pemikiran dapat mengenal kebenaran, karena itulah ia menolak skeptisme. Adapun adanya banyak kebenaran tentang benar, banyaklah kebenaran tantang indah, banyaknya kebenaran tentang baik, akan mendesak manusia untuk memperoleh kebenaran yang absolout dan abadi, itulah kenbenaran Tuhan .
Ajaran agustinus dapat dikatakan berpusat pada dua pool: Tuhan dan manusia. Akan tetapi, dapat juga dikatakan bahwa seluruh ajaran Agustinus berpusat pada Tuhan. Kesimpulan terakhir ini diambil karena ia mengatakan bahwa ia hanya ingin mengenal Tuhan da roh, tidak lebih dari itu.
Ia yakin benar bahwa pemikiran dapat mengenal kebenaran, karena itu ia menolak skeptisisme. Ia mengatakan bahwa setiap pengertian tentang kemungkinan pasti mengandung kesungguhan. Bila orang menganggap suatu doktrin adalah kemingkinan, ia harus menganggap bahwa di dalam doktrin itu ada kebenaran. Bila orang ragu bahwa ia hidup, tentu ia benar-benar hidup. Ini dibuktikannya dalam ungkapan : if I err, ia am, ungkapan itu di mulai dari keraguan tentang adanya dirinya, seperti pada metoda Descartes. Akan tetapi didalam keraguan itu ia merasakan bahwa ia bersalah. Dari sini ia menemukan kesungguhan dirinya yang tadinya di ragukan.
Setelah ia yakin bahwa ia ada, seltelah ia yakin bahwa ia mampu mengenal Tuhan , maka mulailah ia mempelajari Tuhan . bagaimana kita dapat tahu tentang Tuhan ? demikian ia bertanya. Menurut Agustinus dalam kita mencari kebenaran, keindahan, kebaikan, kita sebenarnya di bimbing oleh konsep ada kebenaran, ada keindahan, dan ada kebaikan, yang absolout. Ringkasnya kerelatifan menunjukkan adanya ukuran mutlak. Norma yang absolute ini yang mutlak ini menjadi satu dengan eksistensi Tuhan .
Maksud argument ini ialah bahwa kebenaran tentang benar, banyak kebenaran tentang indah, banyak kebenaran tentang baik, menghadapi keadaan ini manusia didesak pada harus adanya kebenaran yang absolute serta abadi. Itulah Tuhan . Jadi ada semacam desakan kebutuhan yang ada did ala manusia, kebutuhan yang pada ukuran absolute tertinggi tatkala ia dihadapkan padakeanekaan objek. Perhatikanlah pengandaian berikut ini. Kita pergi kepasar akan membeli daging. Kita dihadapkan pada banyak sekali daging, orang semua mengatakan daging yang di jualnyalah yang baik. Disitu terasa atau diperlukan ukuran mutlak tentang daging yang baik. Kesimpulan argument ini ialah kerelatifan mendesakkan adanya kemutlakan, keanekaan mendesakkan adanya ke esaan yang pasti. Dan menurut Agustinus keesaan itu adalah Tuhan , jadi Tuhan itu ditemukan dengan rasa, bukan dengan proses pemikiran.
Ia juga mencoba membuat argument yang lain tentang adanya Tuhan. Ia mengambil susunan alam semesta. Alam semesta ini menurut pendapatnya memerlukan pencipta. Coba anda akan menjawab bahwa fisik alam yang tidak teratur ini, tidak berketentuan ini, memerluka pencipta dan pengatur. Yang dimaksud tidak berketentuan ialah tidak tentu asalnya,keadaanny sekarang dan riwayat ala mini selanjutnya. Keadaan alan seperti ini menurut Agustinus memerlukan pencipta dan pengatur.
Ia sependapat dengan Platinus yang mengatakan bahwa Tuhan itu di atas segala jenis(categories). Sifat Tuhan yang paling penting ialah kekal, bijaksana, maha kuasa,tidak terbatas, maha tahu, maha sempurna, dan tidak dapat diubah. Tuhan itu kuno tetapi selalu baru; Tuhan adalah suatau kebenaran yang abadi.
Agustinus tidak percaya pada dualisme fisik, konsekwensinya ialah ia harus berpendapat bahwa kejahatn itu tidaklah positif, kejahatan itu sekedar menunjukkan jarak dari ada yang sebenarnya. Tidak ada Tuhan selain yang esa itu, yang mempunyai sifat kesempurnaan.
Pendapatnya tentang gereja bahwa baginya gereja bukanlah sekedar suatu alat dalam penyelamatan, gereja menunjukkan tujuan dan mengisi keyakinan jiwa. Karena itulah ia menyimpulkan bahwa diluar gereja tidak ada keselamatan. Gereja katolik tidak dibatasi oleh batas rasional , pengaruhnya mencakup seluruh dunia. Singkatnya bishop Roma menjadi penguasa tertinggi dalam pandangan Agustinus. Mengingkari kekauasaan gereja berarti mengingkari Tuhan. Mengikuti jalan kristus secara sendirian tidak cukup, kita tidak dapat menemukan diri kita tanpa gereja.

Arti Penting Agustinus
Agustinus dianggap telah meletakkan dasar-dasar pemikiran abad pertengahan, mengadaptasikan platonisme ke dalam idea-idea Kristen, memberikan formulasi sistematis tentan filsafat Kristen. Filsafat Agustinus merupakan sumber atau asal-usul reformasi yang dilakukan oleh protestan, khususnya pada luther, Zqingli, dan Calvin. Kutukannya pada seks, pujiannya kepada kehidupan pertapa, pandangannya tentang dosa asal semuanya ini merupakan factor yang memberikan kondisi untuk wujud pandangan-pandangan abad pertengahan.
Filsafatnya tentang sejarah berpengaruh pada gerakan-gerakan agama dan pada pemikiran sekuler. Dalam pertarungan berbagai ideology politik sekarang, dan kesamaan dalam keabsolutan, dalam dogmatisme, dan juga dalam fanatisme. Kita menghadapi konflik antar ideology yang tidak dapat disatukan.
Paham teosentris pada Agustinus menghasilkan suatu revolusi dalam pemikiran orang barat. Anggapannya yang meremehkan kepada teori –teori kelamaan , imannya kepada Tuhan tetap merupakan bagian peradaban modern. Sejak zaman Agustinuslah orang barat lebih memiliki sifat introspektif . karena Agustinuslah diri dalam hubungan nya dengan Tuhan menjadi penting dalam filsafat. Bagian yang penting juga dlam filsafat Agustinus ialah pertanyaanya sekalipun, umpamanya, bukan jawabannya. Kita selalu ingin memperoleh norma yang dapat mengukur tindakan-tindakan kita, singkatnya pemikiran Agustinus penting bagi manusia modern.





















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
filsafat merupakan induk segala ilmu yang mencakup ilmu-ilmu khusus. Tetapi dalam perkembangannya ilmu-ilmu khusus itu satu demi satu memisahkan dari induknya yakni filsafat.
Patristik berasal dari bahasa latin Pater yang berarti bapak. Adapun yang dimaksud bapak disini adalah para pemimpin Gereja. Biasanya para pemimpin gereja diambilkan dari golongan atas atau ahli pikir.
Tokoh-tokoh dari filsafat ini:
1. Justinus Martir
2. Klemens(150-215 M)
3. Origenes(185-254 M)
4. Tertullianus (160-230)
















Daftar Bacaan
Syadzali,Ahmad. Mudzakir. Filsafat Umum.( Pustaka Setia. Bandung:1997.cet 1)
Ahmad Tafsir, Filsafat Umum .Akal dan Hati Sejak Thales sampai James(PT.Rosdakarya, Bandung,cet.IV,1994).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar